Sistembertanam hidroponik memiliki banyak keunggulan. Meskipun ini teknik baru namun ada cara untuk menanam hidroponik sederhana. Cara menanam hidroponik sederhana ini bisa dilakukan dilingkungan sekitar kita termasuk di rumah. Contents1 Pengertian Hidroponik NFT2 Keunggulan Hidroponik NFT3 Tanaman Yang Ditanam Dengan Hidroponik NFT4 Desain Hidroponik NFT5 Instalasi Hidroponik NFT5.1
Berdasarkanhasil perhitungan, besarnya nilai Zhit adalah senilai 4.19, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Zhit > Zα/2 dengan nilai 1,19 > 1,96 yang
Apakahkalian pernah menggunakan sistem hidroponik ? tahu cara membuat nutrisi hidroponik ? belakangan ini, sudah banyak yang menanam
HidroponikSistem Tetes, Drip SYstem Hydroponic, Fertigasi Sistem Tetes, Fertigasi Drip System, Cara Membuat Fertigasi Tetes, Urban Hidroponik, Urban Farming, Alat-Alat Hidroponik, Mulyasari, Ciampel, Karawang, Toko Hidroponik
hidroponiksistem tete s (drip system) dan elemen-elemen penting yang harus diperhatikan agar kebun hidroponiknya bisa maksimal. Kira-kira apa saja sih elemen penting hidroponik sistem tetes ini? Sebelumnya, kita harus jelaskan dulu bahwa hidroponik sistem tetes (drip system hydroponic) bekerja dengan prinsip dasar membagikan nutrisi ke semua tanaman dengan cara "diteteskan".
SistemHidroponik NFT adalah satu dari sekian banyak sistem hidroponik, yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas sayuran sepanjang tahun kemudian secara komersil berkembang tahun 1970-an. Sistem NFT merupakan cara budidaya tanaman dengan akar tanaman yang tumbuh pada lapisan nutrisi dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat
. Sistem drip hidroponik atau irigasi tetes hidroponik merupakan salah satu teknologi penyiraman yang efisien dan efektif dalam budidaya tanaman, terutama pada sistem hidroponik. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu sistem drip atau irigasi tetes hidroponik, bagaimana cara kerjanya, serta tips dan rekomendasi untuk mengoptimalkan sistem ini dalam penggunaannya. Dengan memahami cara kerja sistem ini, Anda akan dapat meningkatkan hasil panen dan menghemat waktu serta sumber daya. Apa Itu Sistem Drip atau Irigasi Tetes Hidroponik?Bagaimana Cara Kerja Sistem Drip Hidroponik?Keuntungan Sistem Drip atau Irigasi Tetes HidroponikTips dan Rekomendasi untuk Pemula Apa Itu Sistem Drip atau Irigasi Tetes Hidroponik? Sistem drip hidroponik atau irigasi tetes adalah metode penyiraman tanaman dengan cara memberikan air dan nutrisi secara perlahan dan terus-menerus langsung ke akar tanaman. Teknologi ini menggunakan selang atau pipa plastik dengan lubang-lubang kecil yang mengalirkan air dan nutrisi secara terukur, sehingga tanaman mendapatkan asupan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhannya. Sistem ini sangat cocok digunakan dalam sistem hidroponik, karena dapat mengoptimalkan penggunaan air dan nutrisi serta mengurangi pemborosan sumber daya. Bagaimana Cara Kerja Sistem Drip Hidroponik? Sistem drip atau irigasi tetes hidroponik bekerja dengan cara mengalirkan air dan nutrisi melalui selang atau pipa plastik yang telah dilengkapi dengan lubang-lubang kecil. Air dan nutrisi yang dialirkan melalui sistem ini akan jatuh ke media tanam atau langsung ke akar tanaman dalam jumlah yang terukur dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Berikut adalah komponen-komponen utama dari sistem drip hidroponik atau irigasi tetes hidroponik Sumber Air dan Nutrisi Sumber air dan nutrisi dalam sistem drip hidroponik biasanya berasal dari tangki atau wadah yang berisi larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini akan dipompa melalui selang atau pipa plastik untuk disalurkan ke tanaman. Pompa Air Pompa air digunakan untuk mengalirkan air dan nutrisi dari tangki atau wadah ke selang atau pipa plastik. Pompa air yang digunakan dalam sistem ini harus mampu menghasilkan tekanan yang cukup agar air dan nutrisi dapat mengalir dengan lancar. Selang atau Pipa Plastik Selang atau pipa plastik merupakan jalur utama pengaliran air dan nutrisi dalam sistem irigasi tetes. Selang atau pipa ini dilengkapi dengan lubang-lubang kecil yang mengatur aliran air dan nutrisi agar jatuh secara perlahan dan terukur ke media tanam atau akar tanaman. Emitters Emitters adalah komponen yang diletakkan di setiap lubang pada selang atau pipa plastik untuk mengatur debit air dan nutrisi yang keluar. Emitters akan memastikan bahwa setiap tanaman mendapatkan asupan air dan nutrisi yang cukup dan konsisten. Keuntungan Sistem Drip atau Irigasi Tetes Hidroponik Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang bisa Anda peroleh dengan menggunakan sistem drip hidroponik atau teknik irigasi tetes Efisien dalam penggunaan air dan nutrisi, karena sistem ini menyediakan asupan yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Mengurangi pemborosan sumber daya, karena air dan nutrisi disalurkan langsung ke akar tanaman. Mengontrol pertumbuhan tanaman dengan lebih baik, karena Anda dapat mengatur jumlah air dan nutrisi yang diberikan. Meningkatkan hasil panen, karena tanaman mendapatkan asupan yang optimal dan konsisten. Menghemat waktu dan tenaga, karena sistem ini secara otomatis menyiram tanaman sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tips dan Rekomendasi untuk Pemula Berikut ini adalah beberapa tips dan rekomendasi yang bisa Anda terapkan untuk mengoptimalkan sistem drip atau irigasi tetes hidroponik dalam budidaya tanaman Pastikan untuk memilih pompa air yang sesuai dengan kebutuhan sistem Anda. Pompa air harus mampu menghasilkan tekanan yang cukup agar air dan nutrisi dapat mengalir dengan lancar. Gunakan selang atau pipa plastik yang berkualitas dan tahan lama. Selang atau pipa yang berkualitas akan mencegah kebocoran dan memastikan aliran air dan nutrisi yang konsisten. Sesuaikan jumlah emitters dengan jumlah tanaman yang Anda budidayakan. Emitters harus ditempatkan di setiap tanaman untuk memastikan asupan air dan nutrisi yang optimal. Rutin memeriksa dan membersihkan selang, pipa, dan emitters dari kotoran atau penyumbatan. Hal ini penting untuk menjaga kinerja sistem dan menghindari gangguan pada aliran air dan nutrisi. Konsultasikan dengan ahli hidroponik atau pertanian untuk menentukan jenis nutrisi yang tepat bagi tanaman yang Anda budidayakan. Nutrisi yang sesuai akan membantu tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang optimal. Dengan memahami dan menerapkan sistem drip hidroponik atau irigasi tetes hidroponik, Anda dapat menikmati berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi ini. Selamat mencoba dan semoga tips serta rekomendasi ini membantu Anda dalam meningkatkan hasil panen dan efisiensi budidaya tanaman.
Como fazer cultivo hidropônico e cultivar vegetais sem solo? Sim, é possível fazer em casa, apartamento ou mesmo numa sacada basta ter o sistema correto. Descubra a seguir como criar o seu e entre para o universo da hidroponia. Tubos de PVC na Hidroponia Caseira Existem no mercado equipamentos especiais para pequenas produções domésticas com soluções nutritivas já prontas. Os equipamentos consistem em tubos de PVC, de cor branca ou preta, destes usados para esgotos. Os de diâmetro de 10-20 cm, por exemplok para a produção como alfaces e tomateiros. Como Usar Tubos de PVC para Criar um Sistema de Hidroponia Caseiro? Uma idéia interessante é o uso de uma parede com tubos instalados a intervalos regulares. Estes tubos são furados com serra copo, onde ficarão as plantas, com espaçamento conforme o tipo de planta. Por exemplo, para alfaces, cerca de 20 cm, para morangos 25 cm. Tomates Hidropônicos As extremidades dos canos são vedadas e uma ligação com mangueiras faz a solução nutritiva entrar pelo topo no primeiro cano e por gravidade percorrer todos os demais. Então, é recolhida num recipiente no chão, onde será reciclada, medida sua salinidade e posterior volta ao topo do sistema. Neste método será preciso adquirir canos, suportes para fixação na parede, mangueiras para a condução da solução, bomba para o transporte da coluna de líquido, recipiente para recolhimento, filtros e “timer” para controlar o tempo de programação. É uma forma de cultivo que exige maior conhecimento do proprietário, mas a grande produção de hortaliças para a família compensará o investimento. Outros Materiais para a Hidroponia Caseira Jardim Hidropônico caseiro Para produzir tomates em casa poderemos também utilizar o cultivo hidropônico. Treliças Como o tomateiro Lycopersicum sculenthum é uma herbácea que tem longas hastes, providenciar antes do seu crescimento uma treliça. Poderá ser plástica, encontrada em lojas agropecuárias, pode ser de sarrafos ou bambus. Molduras de madeira Uma opção também é o uso de molduras de madeira ou alumínio com fios de nylon ou arame estaqueados em treliça reta ou em diagonal. Como Semear e Colher em Cultivo Hidropônico As plantas para a horta podem ser semeadas normalmente como é feito para cultivo em solo, em sementeiras de caixotes ou bandejas o nosso artigo referente a horta-sementes. Ao transplantar, ter o cuidado de utilizar uma colher para abrir o substrato e depositar a mudinha, aconchegando o substrato novamente. A perda de mudas no transplante é muito grande por que poderá haver danos às pequenas raízes. Ter um calendário de semeadura é bem prático, pois assim poderá ter sempre mudas em ponto de transplante substituindo as que foram retiradas para consumo. As alfaces, rúculas e radites Cichorium intybus produzidas em casa não precisarão ser colhidas com raízes e inteiras como aquelas comercializadas em feiras e supermercados. Poderemos ir retirando as folhas mais externas, preservando a parte interna, garantindo um consumo inteligente e que dura mais tempo. Mais Dicas para Cultivo Hidropônico Dentro de Casa Se sua cozinha for um local que recebe muita luz natural, num mínimo de 4 horas por dia, poderá colocar ali uma bancada com vasos ou jardineiras com plantas em cultivo hidropônico, sempre seguindo as indicações acima. Cultivo hidropônico em interiores pode ter o problema do pó, levantado pela limpeza da casa. O pó diminui a área de exposição à luz da planta, comprometendo a fotossíntese e, portanto todo o seu desenvolvimento e produção. Limpar com água limpa e algodão enrolado em um pauzinho de churrasco ou bambu para folhas maiores, como nas ornamentais do tipo filodendros. Solução Nutritiva para Hidroponia Quando colocar a solução nutritiva, deixe por 30 minutos para que as raízes possam absorver os nutrientes. Depois, abra os tampões e deixe escorrer. As águas de regas com a solução percolarão pelo substrato e serão coadas para um recipiente embaixo do vaso. Que poderá ser daqueles fundos de plástico vendidos em geral junto com os vasos. O esquema funciona bem. É só manter o substrato com leve umidade, lembrando que este tipo de cultivo não tem água circulante todo o tempo. A cada quinzena faça percolar no sistema de substrato inerte apenas água limpa, assim evitará excesso de fertilizante que poderia ocasionar problemas para a planta. Mais Links Sobre Horta Hidropônica em Casa Horta Hidropônica Como Funciona Cultivo Hidropônico Tipos de Cultivo Hidroponia Vantagens e Desvantagens Horta Doméstica Hidropônica Como Fazer Diferentes Sistemas para o Cultivo Hidropônico Hidroponia ou Cultivo em Solo? Qual Escolher
RumahCom – Anda bisa mengisi kesibukan dengan berbagai bentuk aktivitas yang menyenangkan dan positif. Untuk Anda yang tidak bisa pergi keluar dan lebih memilih untuk berdiam diri di rumah saja selama masa pandemi virus corona melanda tentu bisa mencoba berbagai bentuk aktivitas lain yang menyenangkan. Menjalani hobi adalah salah satu kegiatan yang baik dan Anda bisa meluangkan waktu Anda selama di rumah untuk mencoba berbagai hobi yang selama ini mungkin belum Anda coba karena sibuk oleh aktivitas Anda di kantor. Menanam berbagai bentuk tanaman di rumah Anda merupakan salah satu bentuk aktivitas yang menyenangkan. Anda bisa mencurahkan pikiran Anda pada tanaman dan sekaligus mengurangi tingkat stress Anda karena pekerjaan yang melanda. Namun, apabila di rumah Anda tidak terdapat lahan yang mencukupi maka Anda bisa mencoba menanam tanaman dengan sistem hidroponik. Agar Anda bisa mempelajari tentang hidroponik dengan lebih lengkap maka pada artikel kali ini akan dibahas mengenai Pengertian Sistem HidroponikLahan Kecil untuk Menanam Sistem Hidroponik di Rumah8 Jenis Sistem HidroponikTanaman yang Cocok untuk HidroponikTips Memulai Berkebun Sistem Hidroponik di Rumah Pengertian Sistem Hidroponik Sistem hidroponik adalah salah satu metode yang digunakan untuk menanam berbagai bentuk tanaman dengan tanpa menggunakan tanah dan hanya mengandalkan media air yang telah dicampur dengan larutan mineral dan nutrisi lainnya. Beberapa jenis nutrisi yang dipakai untuk tanaman yang ditanam secara hidroponik adalah seperti menggunakan pupuk yang berasal dari hewani atau menggunakan pupuk kimia seperti urea yang telah dilarutkan Beberapa jenis tanaman yang cukup sering ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik adalah tomat, timun, selada air hingga cabai. Tanaman yang ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik terbukti lebih sedikit menggunakan air jika dibandingkan dengan metode penanaman dengan media tanah pada umumnya. Teknik penanaman sistem hidroponik menjadi sangat populer karena kemudahan dan efisiensinya dalam menggunakan lahan yang Ada. Anda tidak membutuhkan ruangan yang luas bahkan Anda bisa membuatnya sendiri dalam sebuah ruangan kecil yang ada pada rumah Anda. Lahan Kecil untuk Menanam Sistem Hidroponik di Rumah Menanam tanaman dengan metode hidroponik sangatlah menguntungkan karena Anda tidak akan dibatasi oleh lahan untuk menanamnya. Sistem ini pertama kali dicoba pada tahun 1699 dan terus disempurnakan hingga saat ini. Metode ini sangatlah populer pada negara-negara di Eropa yang pada umumnya orang memiliki lahan hunian tempat tinggal yang terbatas namun masih tetap ingin memiliki tanaman hijau pada tempat tinggalnya. Memiliki rumah dengan luas kecil tidak berarti menghalangi kegiatan di rumah. Salah satunya adalah dengan mengandalkan hidroponik yang memungkinkan Anda untuk memiliki kebun organik pada rumah bertipe kecil. Berikut ini adalah daftar rumah di bawah 72 meter persegi yang sangat terjangkau. 8 Jenis Sistem Hidroponik Menanam dengan menggunakan media tanah memang mudah. Namun, metode hidroponik memiliki metode dan caranya tersendiri agar tanaman Anda bisa tumbuh subur dengan mudah. Inilah 8 jenis metode hidroponik yang bisa Anda gunakan sendiri di rumah Anda 1. Sistem Wick Jenis hidroponik wick adalah salah satu metode hidroponik yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan. Dalam sistem wick, tanaman akan ditempatkan pada sebuah wadah yang diletakkan tepat pada sebuah tempat penyimpanan air. Wadah penyimpanan air tersebut sebelumnya sudah diberikan larutan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman. Sistem ini bisa dibuat dengan mudah hanya dengan menggunakan tali atau kain wol dan wadah yang terbuat dari plastik. Sistem wick ini menggunakan metode yang bernama kapiler yang di mana tali atau kain akan menyerap air secara perlahan layaknya sebuah spons dan akan langsung mentransfer air dan nutrisi tersebut pada tanaman yang Anda tanam. Menanam tanaman hidroponik dengan menggunakan sistem wick memang membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dan membatasi jenis-jenis tanaman yang bisa Anda tanam. Metode ini juga cocok digabungkan dengan sistem aerasi agar tanaman bisa mendapatkan oksigen lebih banyak. 2. Sistem Deep Water Culture Jenis hidroponik yang selanjutnya adalah sistem deep water culture. Metode ini cukup sederhana karena tanaman yang akan Anda tanam cukup dimasukkan ke dalam air aerasi. Metode ini merupakan salah satu metode hidroponik yang paling sederhana dan paling populer digunakan oleh banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa metode ini merupakan jenis hidroponik yang paling tidak repot untuk dilakukan. Akar dari tanaman yang akan Anda tanam akan selalu berada di bawah permukaan air sehingga Anda akan membutuhkan sistem aerasi yang benar agar tanaman Anda bisa tumbuh secara normal dan cepat. Pasanglah sistem aerasi pada dasar wadah dan mengalirkan udara dari mesin oksigen dengan menggunakan selang karet yang sudah dilubangi agar oksigen bisa terbagi secara merata pada seluruh tanaman. 3. Sistem Aeroponik Jenis hidroponik yang selanjutnya adalah sistem aeroponik. Metode aeroponik ini menggunakan air yang sudah dikabutkan dan dialirkan pada akar-akar dari tanaman yang sudah disusun dengan cara sedemikian rupa. Metode penanaman ini termasuk salah satu cara yang paling sulit untuk dilakukan dan mahal tetapi tidak memerlukan tempat yang banyak di rumah Anda. 4. Sistem Drip Metode hidroponik yang selanjutnya adalah sistem drip. Metode ini menggunakan sistem aerasi untuk mengalirkan air yang sebelumnya sudah diberikan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman dan akan diteteskan pada akar dan batang tanaman secara berkala. Metode ini memang cukup kompleks karena Anda harus memastikan agar air hasil aerasi yang berlebihan terbuang dan tidak membuat tanaman Anda menjadi busuk karena kelebihan nutrisi. Metode ini juga memungkinkan Anda untuk menanam tanaman yang berukuran besar karena tidak memerlukan banyak tempat untuk mengaliri air pada bagian bawah dari wadahnya. 5. Metode EBB dan Flow Metode penanaman hidroponik berikutnya adalah EBB dan Flow. Pada metode ini terdapat sebuah timer yang akan mengatur waktu untuk mengaliri air yang sudah diberikan pupuk pada tanaman Anda dalam waktu yang sudah ditentukan. Metode ini juga menggunakan tabung untuk mengaliri air yang berlebih agar tidak merusak tanaman dan buah yang sudah Anda tanam. 6. Metode Nutrient Film Pada metode nurtrient film, tanaman hidroponik Anda akan secara berkala dialirkan air yang mengandung pupuk dan nutrisi lainnya dengan menggunakan pipa di bawah tanaman yang Anda tanam. Metode ini cukup berbeda dengan cara lainnya karena akar dari tanaman Anda tidak akan terendam di dalam air dan hanya akan dialiri oleh air saja. Metode ini mengharuskan Anda agar akar dari tanaman tidak menutupi aliran air dan menjadikan tanaman lain menjadi kekurangan nutrisi. 7. Metode Bubbleponic Sesuai dengan namanya, metode ini mengandalkan gelembung udara yang dihasilkan oleh sistem aerasi agar tanaman Anda bisa terus tumbuh dan mendapatkan oksigen dengan cukup. Metode ini juga mengharuskan agar akar dari tanaman Anda tetap berada di dalam air dan sudah dialiri oleh nutrisi agar tanaman bisa tumbuh dengan subur 8. Sistem Fertigasi Metode yang terakhir bisa Anda gunakan adalah sistem fertigasi. Teknik ini mengharuskan Anda untuk mengalirkan air yang mengandung nutrisi dan unsur hara dengan menggunakan cara irigasi. Dalam sistem ini biaya untuk melakukan pemupukan akan berkurang karena pupuk akan langsung diberikan secara bersamaan dengan penyiraman tanaman Anda. Metode ini juga membuat Anda menjadi lebih berhemat karena pemakaian pupuk akan menjadi berkurang karena akan diberikan pada tanaman Anda dalam jumlah yang sedikit namun secara terus menerus. Tips menanam dengan metode hidroponik yang paling mudah dan sederhana terlebih dahulu agar Anda tidak mengalami kesulitan di kemudian hari. Tanaman yang Cocok untuk Hidroponik Untuk Anda yang ingin memulai menanam tanaman dengan menggunakan metode hidroponik ini tentunya harus mengetahui tanaman apa saja yang cocok dengan metode hidroponik ini. Tidak semua tanaman mendukung metode ini karena ukurannya yang berbeda-beda sedangkan metode hidroponik memiliki batasan besaran tanaman yang bisa Anda tanam. Inilah beberapa tanaman yang cocok untuk hidroponik Selada airBayamStroberiPaprikaKetumbar dan aneka tumbuhan yang berukuran kecil lainnya. Tips Memulai Berkebun Sistem Hidroponik di Rumah Berkebun adalah salah satu cara terbaik untuk menyalurkan hobi sekaligus mengisi waktu luang Anda. Metode hidroponik juga merupakan cara yang paling mudah apabila Anda memiliki lahan yang terbatas. Agar Anda bisa memulai berkebun secara hidroponik dengan benar maka Anda harus mengikuti beberapa tahapan di bawah ini Pertama, Anda harus mengerti tentang jenis hidroponik apa yang ingin Anda coba dan pelajarilah terlebih dahulu apa saja kebutuhan yang harus Anda siapkan sebelum mengerti sistem hidroponik, otomatis akan membuat Anda menjadi lebih paham apa saja kelebihan dan kekurangan yang juga perlu menyiapkan bibit tanaman yang akan Anda tanam, sesuaikanlah dengan ukuran dari lahan hidroponik yang Anda agar sistem aerasi terus berjalan agar tanaman Anda tidak mengalami kekurangan oksigen. Selain itu juga pastikanlah agar air yang ada tidak tercemar oleh larutan pupuk yang berlebihan dan harus secara rutin dan bersabarlah karena menanam tanaman bukanlah sebuah proses yang instan. Itulah beberapa metode berkebun dengan sistem hidroponik. Semoga dengan membaca artikel ini bisa membuat Anda menjadi lebih tertarik untuk berkebun dengan cara hidroponik meskipun memiliki keterbatasan lahan pada tempat tinggal Anda. Anda tidak perlu panik ketika Anda sedang membeli rumah! Simaklah video berikut untuk mempelajari tentang pengembang perumahan! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah.
Apa yang pernah anda bayangkan mengenai hidroponik ? ketika cara menanam ini booming, banyak orang yang berusaha untuk mempercayakan diri memulai budidaya dengan hidroponik. Seiring berjalannya waktu ternyata berkembang teknik yang bermacam-macam untuk sistem ini. Sistem hidroponik rata-rata menggunakan air untuk media utamanya dan bukan tidak menggunakan benda padat khususnya tanah. Bahan-bahan yang bisa digunakan sebagai media tanam pada hidroponik adalah arang sekam, pasir, kerikil, batu apung, cocopeat, rockwool, dan spons. Selain itu dalam hidroponik anda bisa memanfaatkan bahan atau barang bekas saja sehingga tidak perlu modal banyak. Anda bisa memanfaatkan plastik, barang bekas dan sejenisnya. Sehingga selain bagus untuk budidaya anda bisa me-recycle. Sistem tetes drip system adalah salah satu jenis sistem hidroponik yang paling banyak dipakai oleh para petani Indonesia. Dimana sistem hidroponik ini bisa dikatakan menguntungkan dan banyak diterapkan di seluruh dunia. Penggunaan sistem drip oleh petani untuk skala rumahan atau pada petani skala komersial. Selain sistem fertigasi tetes ini mudah diaplikasikan, namun pada praktiknya tidak membatasi daya kreatifitas kita disaat membangun sistem sendiri. Cara kerja sistem fertigasi tetes adalah dengan hanya meneteskan larutan nutrisi pada akar tanaman untuk menjaga agar akar tanaman tetap lembab. Nah untuk petani indonesia yang ingin mencoba membuat sistem drip, berikut ini tutorial lengkapnya. Alat-alat yang dibutuhkan – Selang air – Pompa air/pompa akuarium/submerged pump – Jarum suntik untuk membuat air menetes atau menggunakan alat khusus penetes – Pot/polybag – Media tanam – Wadah atau bak air Penggunaan Ketika anda mencoba untuk membuat sistem drip pertama adalah siapkan tanaman beserta pot yang harus memiliki bolongan di bagian bawahnya. Sehingga air bisa pergi dan tidak menggenang di pot. setelah itu anda bisa menggunakan pompa, dimana pompa tersebut akan mengalirkan air atau memutar air pada selang drip dan meneteskannya pada tanaman anda. Kelebihan Drip System – Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus – Lebih menghemat air dan nutrisi karena diberikan sedikit demi sedikit – Biaya yang dibutuhkan relatif murah sehingga anda tidak perlu mengeluarkan biaya banyak khususnya anda yang ingin menggunakan sistem ini untuk memulai budidaya dan juga bisnis Kekurangan Drip System – Oksigen akan susah didapatkan tanaman jika media terlalu padat – Penggunaan bak penampung tidak akan terlalu menghemat air dan nutrisi karena lebih banyak hilang terserap tanaman, tertahan pada media, atau penguapan Jenis Sistem Drip Sistem drip sebenarnya terbagi menjadi dua yakni sirkulasi dan nonsirkulasi. Dimana, sistem sirkulasi tetes cukup mengacu pada penggunaan kembali larutan nutrisi yang telah digunakan saja. Selain itu air akan kembali membasahi akar tanaman dialirkan kembali ke tandon penampungan dan begitu seterusnya sampai air habis. Namun anda harus teliti dan terus memeriksa apakah pH air untuk hidroponik berubah atau tidak. Nah selanjutnya adalah sistem non sirkulasi, sistem tetes habis atau non-sirkulasi ini digunakan pada sistem ini air nutrisi yang digunakan tidak didaur ulang. Namun karena namanya langsung habis maka akan langsung dibuang kalau ada kelebihan. Meskipun jika diperhitungkan terkesan boros namun sebenarnya bila kita mengatur timing yang pas untuk penetesan sehingga sebagian besar air nutrisi terserap oleh tanaman maka air yang terbuang pun sedikit. Justru anda bisa memperkirakan dengan jelas penggunaan sistem drip untuk satu tanaman. Berikut ini tutorial jelas sistem drip oleh Ardath Kristi
Sistem irigasi atau Drip System ini merupakan salahsatu sistem hidroponik yang paling banyak di gunakan di dunai, khususnya untuk jenis pertanian sayuran buah atau tanaman berukuran tinggi dan besar lainnya. tapi bagaimana cara kerja sistem drip itu sendiri, atau apa sajakah kelebihan dan kekurangannya, semuanya akan kita bahas adalam artikel di bawah ini . Salahsatu manfaat pertanian tahap lanjut seperti hidroponik adalah karena pertania jenis ini bisa memberikan keuntungan yang signifikan daripada pertanian konfensional. salahsatu manfaatnya adalah menghemat air dan memberikan intensifitas nutrisi dan memfokuskan perhatian pada tanaman seperti yang dilakukan dalam sistem Drip ini. sistem irigasi tetes atau dalam bahas inggris di sebut dengan drip system ini merupakan sistem hidroponik yang cukup populer dan banyak di gunakan di dataran timur tengah seperti mesir dan arab saudi, namun sistem ini ternyata di kembangkan dan banyak di gunakan di daerah israel. Pengertian Sistem irigasi hidroponik drip System sistem irigasi atau bisa di kenal dengan drip sistem merupakan sistem hidroponik yang memungkinkan petani untuk menghemat air dalam jumlah banyak karena memungkinkan untuk meneteskan air dan pupuk langsung ke akar tanaman sehingga air tidak terbuang begitu saja, selain itu dalam sistem ini air akan menetes kembali ke penampungan dan bisa di gunakan kembali dengan model sirkulasi seperti pada sistem NFT namun dalam penerapannya membutuhkan rangkaian konsep yang jauh berbeda. drip sistem atau sistem irigasi ini juga sering di sebut sebagai Sistem FERTIGASI karena pemberian air dan pupuk pada tanaman dilakukan dalam waktu yang bersamaan. jadi jangan heran jika sebagian orang menyebut sistem ini dengan istilah irigasi namun sebagian lagi menyebutnya dengan istilah fertigasi, intunya adalah sama dalam bahasa universal ini di sebut dengan Drip system. drip system bisa di rancang dengan kreatifitas dan kemampuan anda, biasanya drip sistem atau sistem irigasi hidroponik ini banyak di aplikasikan baik itu oleh pemula maupun sekala industri, drip sistem ini biasanya di terapkan pada tanaman yang berukuran besar dan membutuhkan perakaran yang lebih banyak. Tidak sama degan system rakit apung ada perbedaan menonjol dari drip sistem dan sistem yang lainnya dalam hidroponik, jika sistem lain dalam hidroponik benar-benar meminimalisir media lain selain air maka dalam drip sistem kamu akan melibatkan banyak media lain seperti cocopeat atau sekam bakar. beberapa jenis media yang sering di gunakan dalam sistem irigasi Drip System hidroponik sekam bakar cocopeat pecahan genteng atau krikil pasir malang pumice varmiculture Hydroton dll media-media tanam tersebut akan berfungsi untuk menahan akar akar tanaman tidak tumbuh, dan selain sebagai penunjang akar media juga berfungsi untuk menyimpan cadangan unsur hara yang bisa di manfaatkan oleh tanaman seperti yang pada media cocopeat. Cara Kerja Sistem Irigasi Dalam hidroponik prinsip kerja atau cara kerja dalam hidroponik sistem irigasi ini sebenarnya cukup sedarhana dan tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis sistem hidroponik lainnya. utama dalam sistem fertigasi ini adalah mendistribusikan air dan nutrisi untuk tanaman yang dialirkan dengan menggunakan selang yang kerangkai dalam pipa yang terhubung pada pompa dan timer untuk mengatur intensitas tetesan. dalam sistem irigasi atau drip sistem ini , tetesan air di atur sedemikian rupa sehingga dekat dengan tanaman dan akar yang memungkinkan nutrisi dapat di serap secara maksimal oleh tanaman tersebut. tanaman akan di tempatkan pada pot dan menggunakan salahsatu media tanam yang telah saya sebutkan di atas, media tanam tersebut akan berfungsi sebagai tempat merambatnya akar dan sebagai bantuan cadangan nutrisi. air yang menetes pada pot dan media tanam kemudian akan membasahi akar dan mengalir hingga ke dasar pot, namun untuk sistem irigasi recovery drip. air yang menetes ke dasar akan di keluarkan kembali dengan menggunakan pipa dan di tampung kembali dalam bak penampungan. setelah itu, air yang berhasil di tampung kemudian di alirkankembali ke tanaman dengan mengecek kadar nutrisinya secara rutin sehingga air dan nutrisi tidak terbuang begitu saja. untuklebih jelasnya bisalihat gambar di bawah ini contoh hidroponik sistem drip ada dua cara kerja sistem drip atau irigasi dalam hidroponik, yaitu diaalirkan secara terus menerus atau dialirkan dengan menggunakan timer, pada tanaman sayuran seperti tomat bisanya air akan dialirkan dengan timer yang telah di pasang pada rangkaian pengaturan pompa air. saat anda menggunakan timer, maka nutrisi akan di kontrol oleh timer yang di pasang pada pompa air, timer akan berperan untuk mengatur aliran listrik pada pompa sehingga pompa akan hidup dan mati secara otomatis. jika diatas saya menyinggung sistem recoveri drip maka sebenarnya ada juga sistem nonrecovery drip dimana dalam sistem irigasi ini nutrisi dan air yang telah di teteskan tidak akan di alirkan kembali pada media tanam sehingga sistem ini hanya berjalan satu kali/satu arah. penggunaan air dan nutrisi dalam system ini tentu saja lebih boros. pusing dengan penjelasan ini ? oke saya bahas lagi secara terpisah dan sistematis, namun jika kamu sudah pagam kamu bisa skip bagian ini dan langsung membaca bagian kekurangan dan kelebihan sistem irigasi dalam hidroponik di bawah. Jenis-jenis Sistem Irigasi tetes drip system hidroponik 1. Rotating Drip System sistem irigasi berputar pada intinya sistem in memungkinkan petani untuk menghemat nutrisi dan air karena air yang di alirkan ke tanama aka di alirkan kedalam pipa yang terhubung pada tandon atau bak penampungan air yang kemudian di sirkulasikan kembali secara terus menerus. dalam sistem drip tersirkulasi ini kamu harus rutin mengeceh Nutrisi Dan PH air karena nutrisi dan ph akan berubah serinng berjalannya waktu setelah terjadi kontak dengan media tanam secara terus menerus. 2. Static Drip System sistem irigasi satu arah hidroponik dengan sistem ini memiliki prinsip kerja yang yang sama dengan sistem rotasi, namun dalam sistem irigasi satu arah ini nutrisi yang di teteskan pada tanaman tidak akan di kembalikan ke bak penampungan dan di biarkan begitu saja. kelemahan dalam sistem drip statis ini nutrisi dan air menjadi boros karena terbuang setelah dialirkan pada tanaman. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Fertigasi Hidroponik drip sistem sepertibiasanya yang saya katakan, semua sistem dalam hidroponik pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, ini semua tergantung anda memilih mana sistem yang paling cocok diterapkan pada pertanian hidroponik yang anda miliki. kelebihan drip sistem tentu saja akan berbeda dengan kelebihan dan kekurangan sistem wick atau sumbu, jadi untuk referensi silahkan baca artikel tersebut dengan mengklik tulisan yangberwarna hijau. Kelebihan sistem Drip atau Irigasi Dalam Hidroponik kepopuleran sistem drip atau fertigasi dikalangan pegiat hidroponik bukan dikarenakan tanpa alasan, sistem Drip ini memungkinkan kalian untuk memberikan hasil yang optimal jika dilakukan dengan ilmu dan perlakuan yang benar, beberapa keunggulan drip system daripada sistem lainnya adalah sebagai berikut Waktu pemberian nutrisi bisa di seuaikan dengan umur tanaman drip sistem umumnya menggunakan tymer, hal ini memungkinkan para petani hidroponik untuk memberikan nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, jadi pertumbuhan bisa semakin optimal dan menghemat biaya produksi. Akar lebih mudah tumbuh jika dlam sistem tanam hidroponik lainnya mengharuskan meminimalisir keterlibatan media tanam selain air dan di ganti dengan rock woll atau sejenisnya, maka dalam drip sistem kamu masih bisa menggunakan media tanam dalam jumlah besar yang akan sangat membantu tanaman untuk mendapatkan nutrisi secara maksimal. kebersihan terjamin dan bebas penyakit menggunakan drip sistem akan menguntungkan tanaman terutama karena kebersihan tanaman akan terjamin dan bebas dari penyakit apalagi jika di tanam di grenhouse. Penggunaan pupuk menjadi efektif dalam drip sisitem tanaman akan di suplai oleh air dan pupuk secara terus menerus sehingga pertumbuha akan lebih maksimal dan tanaman bisa mendapatkan panen yang lebih optimal. Kekurangan menggunakan Drip sistem Atau sistem Irigasi setelah membahas kelebihannya, tidak adil jika saya tidak menjabarkan kekurangan yang di miliki oleh sistem hidroponik irigasi ini. beberapa kekurangan istem hidroponik irigasi ini adalah sebagai berikut modal yang cukup tinggi ketika kamu memutuskan untuk menggunakan drip sistem ini, maka kamu akan di hadapkan dengan modal yang cukup tinggi dan perencanaan yang matang, karena pada umumnya drip sistem ini lebih banyak di gunakan oleh perusahaan pertanian sekala industri. memerlukan wawasan yang luas tentang tanaman dalam drip sisttem ini akmu harus memiliki wawasan tentang tanaman yang ingin kamu tanam agar mengurangi jumlah presentase kegagalan yang bisa terjadi. perawatan yang harus di lakukan secara intensif pengecekan dan perawatan harus di lakukan serutin mungkin, terutama jika terjadi kendala teknis seperti timer eror atau pipa saluran air tersumbat atau bocor. masalah pengairan dapat berakibat fatal dalam sistem drip atau irigasi ketika kamu mengalami masalah pengairan maka tanaman akan menjadi kering dan membuat tanaman tersebut mati atau tidak maksimal. nah itudia beberapa ulasan singkat mengenai sistem drip yang bisa saya bagikan kepada anda semua, jika kalian memiliki ilmu lain atau pemahaman dan sudutpandang lain tentang hidroponik metode irigasi atau fertigasi ini silahkan komentar di bawah untuk menyempurnakan tulisan ini dan menambah wawasan yang lebih banyak untuk para pembaca lainnya. selamat menanam dan salam kebun
cara membuat hidroponik sistem drip